“Saya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Terima kasih juga kepada narasumber atas kesediaannya berbagi ilmu dan pengalaman. Semoga pelatihan ini berjalan lancar serta memberikan manfaat besar bagi seluruh peserta dan masyarakat luas,” ujar Bupati Iskandar.
Kepala daerah Bolsel tersebut menyatakan, bahwa pelatihan ini sangat penting untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan tenaga kesehatan, khususnya bidan, dalam penanganan masalah gizi pada kondisi darurat. Ia juga menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan yang responsif, akurat, dan bermutu adalah wujud nyata pelayanan publik yang prima dan merata.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, yang dianggap sebagai dasar utama dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kompetitif.
“Pelayanan ANC, persalinan, masa nifas, dan SHK adalah satu kesatuan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Saya berharap para bidan menjadi semakin profesional, terampil, dan responsif dalam menjalankan tugasnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, pemimpin tertinggi Bolsel tersebut menekankan pentingnya peningkatan perhatian terhadap perawatan ibu hamil dan pasca persalinan, mengingat kaitannya dengan masalah stunting.
“Ini juga terkait dengan pernikahan usia dini, yang menjadi salah satu kesulitan yang masih dialami di daerah serta masih adanya praktik di luar tenaga medis,” tandasnya seraya mengatakan hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Pemda khususnya tenaga kesehatan yang harus memberikan informasi serta sosialisasi terkait kesehatan terkait Ibu hamil.